BADUNG - Pengamanan untuk sebuah konser musik merupakan kondisi vital yang harus benar-benar diperhitungkan oleh panitia penyelenggara sebuah konser, apalagi mendatangkan penonton sampai ribuan orang. Disamping izin keramaian dari desa setempat, kepolisian dan unsur pengaman desa, juga perlu khusus penjagaan yang profesional.
Garda Safe Security hadir dalam pagelaran konser GrAnaT yang menjadi ajang tahunan kelompok pencinta musik cadas fakultas teknik Universitas Udayana. GrAnaT pertama kali diadakan pada tahun 1994 yang merupakan pagelaran seni dan budaya, kemudian tahun 1997 berubah menjadi suatu event musik yang mengusung aliran musik underground.
Kegiatan ini didukung penuh oleh senat mahasiswa fakultas teknik Universitas Udayana secara independen. Pergerakan sampai saat ini tetap membawa eksistensi GrAnaT masih berjaya di tahunnya yang ke-28 ini.
Menghubungi Ketut Sepi Antarayana selaku ketua panitia acara GrAnaT, mengatakan,
Baca juga:
Kebaya Bali, Bagaimanakah Ceritanya?
|
"Selalu mensuport dan mewadahi band lokal yang ada di bali dan memberikan panggung kepada anak-anak muda atau band baru supaya menunjukan kreatifitasnya dalam bermusik, " ungkapnya dalam pesan elektronik.
Menghubungi Ketua Harian Garda Safe Security, Assia Mariata Putri atau akrab dipanggil Nonik menyebutkan bahwa pentingnya menjaga keselamatan penonton lebih dari apapun.
Baca juga:
Kasad Ikuti Rapim TNI - Polri 2023
|
"Kemarin kondisi bisa kondusif dan teratur. Saya barharap kedepannya Garda Safe Security bisa menjadi bagian keamanan dan kenyamanan bagi event - event sejenis seperti ini"
"Ia aman dan terarah" (Ray)